Where's the fun? This school-breaks is short but sweet where we live. Kids wanna have FUN not just stay at home, doing nothing...
There’s no excuse for children to be bored with so much taking place over the school-breaks.
You may ask your kid(s) to have fun with us. We provide activities..
KidsDale’s commitment to providing activities that are
suitable for children three to six aged and abilities, without barriers, means
that most of the activities are now fully accessible and suitable.
Every effort will be made to welcome children of all abilities on to any
course (parents/carers are welcome to check the suitability of courses
direct with the centre). This school-break, we joined with Lingoworld (English Course) at Sunter to do our FUN.
With activities ranging from arts & crafts, cookery, storytelling to drama and team building activities, there is bound to be
something for everyone; and the brochure has been re-designed to make it
even easier to find activities of interest.
An Activity a day keeps the boredom away and educate more ;)
Mengarahkan dan Mengembangkan Anak Usia Dini Sesuai dengan Kemampuan dan Potensinya
Kamis, 14 Juni 2012
Senin, 11 Juni 2012
Senin, 04 Juni 2012
Macam-macam Anxiety Disorders
SOCIAL PHOBIA
Social phobia adalah ketakutan akan
sosial atau keperluan perbuatan yang nyata dan terus-menerus yang akan
menyebabkan mereka memiliki rasa malu.
Para penderita tersebut umumnya menghindari situasi keramaian. Apabila ada kehadiran orang lain, mereka
merasa malu, terdiam, atau berusaha sembunyi.
Bagi yang memiliki social phobia yang sangat ekstrim, mereka merasa
cemas pada sebagian besar aktivitas biasa, seperti membagikan kertas di kelas,
mengancingkan jaket di depan orang lain, dan memesan makanan di restoran. Ketakutan utamma mereka adalah melakukan
sesuatu di depan orang lain. Mereka
takut apabila mereka berbicara di depan publik, kata-kata yang dikeluarkan kurang
jelas; jika mereka bertanya mereka akan terdengar seperti orang bodoh; apabila
mereka jalan masuk ke suatu ruangan, mereka mungkin tersandung atau terlihat
aneh.
Penderita social phobia kemungkinan
besar yang juga memiliki tingkat emosi, ketakutan sosial, sedih, dan kesepian
yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain. Ketakutan mereka akan suatu hal yang dapat
memicu penghinaan sangat tinggi dan dalam sehingga seringkali mengarah kepada
kesendirian dan kesengsaraan karena mereka tidak dapat melakukan suatu hubungan
yang diinginkan. Pada kasus yang lebih
parah, penderita dapat mengembangkan generalized social phobia. Mereka takut terhadap sebagian besar situasi
sosial, takut untuk bertemu atau berbicara dengan orang yang baru dikenal, menghindari
kontak dengan orang-orang di luar keluarganya, sulit untuk berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan sulit untuk datang ke sekolah.
Social phobia terjadi pada 1%-3% anak-anak dan remaja serta lebih banyak terjadi pada anak perempuan
dibandingkan dengan laki-laki. Hal
tersebut karena anak perempuan lebih khawatir mengenai kompetensi sosial
dibandingkan dengan laki-laki. Selain
itu, 2/3 anak remaja yang mengalami social phobia juga memiliki
anxiety disorders lainnya, seperti specific phobia atau panic disorder. Kurang lebih sekitar 20% remaja yang memiliki
social phobia juga menderita major depression.
Mereka mungkin menggunakan alkohol dan obat-obatan untuk mengurangi
kecemasan mereka terhadap situasi sosial.
Social
phobia sangat jarang terjadi pada anak berusia di bawah 10
tahun dan secara umum berkembang setelah pubertas. Hal tersebut karena pada masa itu remaja
sadar akan diri mereka sehingga
terkadang memiliki keraguan dan kekhawatiran akan penampilan mereka. Di bawah ini adalah kriteria diagnostik untuk
social phobia :
DSM-IV-TR
|
|
A
|
A
marked and persistent fear of one or more social or performance situations in
which the person is exposed to unfamiliar people or to possible scrutiny by
others. The individual fears that he or she will act in a way (or show
anxiety symptoms) that will be humiliating or embarrassing
Note:
in children, there must be evidence of the capacity for age-appropriate
social relationships with familiar people, and the anxiety must occur in peer
settings, not only in interactions with adults
|
B
|
Exposure to the feared social situation almost
invariably provokes anxiety, which may
take the form of a situationally bound or Csituationally predisposed
panic attack
NDote:
in children, the anxiety may be
expressed by crying, tantrum, freezing, or shrinking from social
situations with unfamiliar people
|
C
|
The
person recognizes that the fear is excessive or unreasonable
Note
: in children, this feature may be absent
|
D
|
The
feared social or performance situations are avoided or else are endured with
intense anxiety or distress
|
SELECTIVE MUTISM
Anak dengan selective mutism gagal untuk
berbicara pada situasi sosial tertentu atau spesifik, walaupun mereka dapat
berbicara dengan keras dan sering ketika berada di rumah atau lingkungan
lain. Kelainan ini tidak umum dan hanya
terjadi pada kurang lebih 0,5% dari seluruh anak-anak. Walaupun tidak termasuk ke dalam anxiety
disorders menurut DSM-IV-TR, selective mutism memiliki banyak faktor yang
umumnya terjadi pada anxiety disorders.
Berdasarkan persamaan tersebut, selective mutism disarankan sebagai tipe
ekstrim dari social phobia, bukan unique disorder. Namun, terdapat perbedaan antara social
phobia dan selective mutism, misalnya pada selective mutism terjadi komunikasi
sosial dalam bentuk non verbal. Selain
itu, beberapa anak dengan selective mutism mungkin juga memiliki keterlambatan
perkembangan, kelemahan dalam bahasa, atau penurunan proses auditori.
SCHOOL PHOBIA
Bagi sebagian anak, sekolah merupakan
tempat yang menakutkan, sehingga mereka merasa cemas dan tidak ingin pergi ke
sekolah. Perilaku anak tersebut disebut
dengan school refusal behavior. mereka
umumnya akan menolak untuk pergi ke sekolah, atau apabila mereka sudah berada
di sekolah mereka akan menolak untuk masuk ke kelas. Mereka akan membuat berbagai macam alasan
agar diperbolehkan tidak ke sekolah atau diizinkan pulang dan tidak perlu masuk
ke kelas, seperti pusing, sakit tenggorokan, dan lain-lain. Ketakutan dan kecemasan mereka akan sekolah
disebut dengan school phobia.
Mash, E. J. & Wolfe, D. A. (2010). Abnormal Child Psychology, 4th Edition. Wadsworth: USA
Langganan:
Postingan (Atom)