Rabu, 16 Mei 2012

Kecemasan Berlebihan Pada Anak (Anxiety Disorders)


Setiap anak pasti mengalami ketakutan, kekhawatiran atau kecemasan sebagai bagian dari perkembangan yang normal, tetapi beberapa anak menderita anxiety disorders, yaitu kecemasan yang berlebihan dan sangat melelahkan.
Barlow (2002) mendefinisikan kecemasan (anxiety) sebagai karakteristik suasana hati (mood) yang dipengaruhi oleh emosi negatif yang kuat dan gejala fisik ketika anak mengantisipasi bahaya yang akan datang atau kesulitan dengan penuh rasa kekhawatiran (Mash & Wolfe, 2010).
Dua kunci utama kecemasan adalah emosi negatif yang kuat dan ketakutan. Anak yang mengalami kecemasan yang berlebihan dikatakan sebagai anxiety disorders, yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
Faktanya, kecemasan merupakan hal yang normal dan diharapkan pada usia dan situasi tertentu. Misalnya anak usia 1 tahun merasa khawatir ketika berpisah dengan ibunya, kemudian perasaan cemas ketika akan melakukan hal yang penting seperti menghadapi ujian. Tetapi kecemasan akan menjadi masalah ketika berlebihan. Kecemasan yang tidak terkontrol dan berlebihan dapat melelahkan anak. Walaupun anak tahu bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, anak akan tetap merasa takut dan melakukan apa saja untuk menghindari situasi tersebut.
Kecemasan melibatkan reaksi terhadap bahaya atau gangguan, reaksi ini dikenal sebagai fight/flight response. Fight response adalah menghadapi bahaya tersebut. Sedangkan flight response adalah menghindari bahaya tersebut.
Gejala-gejala kecemasan dapat dilihat melalui 3 sistem yang saling berkaitan, yaitu: fisik, kognitif dan tingkah laku. Misalnya secara fisik, meningkatnya jumlah keringat, mual, dan sebagainya. Kemudian secara kognitif, misalnya timbul pikiran negatif seperti ketakutan akan disakiti atau terluka dan sebagainya. Sedangkan secara tingkah laku misalnya dengan menangis atau berteriak, menggigit kuku, dan sebagainya.
      Penting untuk membedakan kecemasan dengan 2 bentuk emosi yang hampir sama yaitu takut dan panik. Takut merupakan tanda reaksi yang langsung muncul ketika ada bahaya atau keadaan darurat, reaksi emosi yang berorientasi pada saat ini. Sedangkan kecemasan adalah reaksi emosi yang berorientasi pada masa yang akan datang yang memiliki karakteristik akan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi. Sedangkan panik adalah kumpulan gejala fisik dari fight/flight response yang tidak diharapkan pada bahaya atau ancaman yang tidak ada.

Separation Anxiety Disorder (SAD)
Separation anxiety (kecemasan ketika berpisah) merupakan hal yang penting dan normal bagi anak-anak pada usia tertentu. Dari usia 7 bulan hingga pra-sekolah, hampir semua anak rewel ketika berpisah dengan orang tuanya atau orang yang dekat dengan dirinya. Faktanya, tidak adanya kecemasan ketika berpisah pada usia tersebut dapat diasumsikan bahwa mereka mengalami masalah.
Berdasarkan APA (dikutip dari Karlovec, Yazdi, Rier, Marksteiner, & Aichhorn, 2008), separation anxiety disorder (SAD) khusus merujuk pada anak yang secara ekstrem tidak mau berpisah dengan orang terdekatnya misalnya orangtua, kakek-nenek atau dari rumah.
SAD secara dramatis mempengaruhi kehidupan anak dan orangtuanya karena mereka menjadi terbatas dalam melakukan kegiatan yang sehari-hari. Ketika kecemasan terjadi setidaknya selama 4 minggu dan cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti pergi sekolah atau berpartisipasi dalam rekreasi, kemungkinan anak mengalami separation anxiety disorder.
Beberapa anak memiliki gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut ketika berpikir akan dipisahkan. Ketakutan akan berpisah menyebabkan tekanan pada anak dan mempengaruhi kegiatan sehari-hari anak tersebut (Chakraburtty, 2009).
Anak-anak yang mengalami separation anxiety disorder, setidaknya memiliki ciri-ciri berikut, yaitu:
       Gejala terlihat setidaknya 4 minggu
       Mempengaruhi kegiatan sehari-hari seperti pergi sekolah, dll.
       Umur yang tidak sesuai dan kecemasan yang berlebihan jika dipisahkan atau jauh dari orang tuanya.
       Mimpi buruk berulang-ulang
       Takut akan situasi baru  & komplain fisik

Separation anxiety disorder (SAD) merupakan salah satu anxiety disorders yang umum terjadi pada masa kanak-kanak. Separation anxiety disorder (SAD) biasanya dilaporkan pada usia 7 hingga 8 tahun. SAD biasanya meningkat dari “mild to severe”. Hal ini bermula dari keinginan yang mengganggu atau komplain, misalnya bermimpi buruk, yang akhirnya si anak tidur dengan orang tua nya. SAD juga dapat terjadi setelah anak mengalami stress seperti pindah ke rumah atau sekolah baru, kehilangan anggota keluarga atau sehabis libur panjang

Daftar Referensi
Chakraburtty, A. (2009). Separation Anxiety in Children. WebMD Medical Reference. Available at: http://children.webmd.com/guide/separation-anxiety 
Karlovech, K., Yazdi, K., & et.al. (2008). Separation Anxiety Disorder and School Refusal in Childhood: Potential Risk Factors for Developing Distinct Psychiatric Disorders? The Primary Care Companion Journal of Clinical Psychiatry, 10(1): 72–73. Physicians Postgraduate Press, Inc. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2249814/
Mash, E. J. & Wolfe, D. A. (2010). Abnormal Child Psychology, 4th Edition. Wadsworth: USA