Minggu, 06 Oktober 2013

Ketika Tidak Membantu Anak Berarti Sayang Kepadanya...

Di salah satu Workshop untuk Ortu dan Anak usia 2 - 5 tahun, kami memfasilitasi para orang tua yang kebanyakan terdiri dari para ibu untuk mendampingi anaknya menghias layang-layang. tidak hanya anak-anak,  para orang tua dengan semangat saling berlomba-lomba menyelesaikan tugasnya. 

Beberapa orang tua memilih untuk memberikan kesempatan bagi anaknya mencoba untuk menghias layang-layang sendiri. Jika terlihat anak kesulitan, mereka sesekali memberi bantuan misalnya mengguntingkan pita atau membuka atau menutup botol lem.  Di sisi lain, tak sedikit pula orang tua yang mengambil alih dan bersibuk- ria  menghias layang-layang sementara anak memperhatikannya.

Dua macam perilaku orang tua tersebut yang kemudian kami angkat sebagai topik bahasan selama workshop.  Dari hasil tanya jawab, sekelompok orang tua yang memilih untuk menghias layang-layang, menyatakan mereka ingin agar layang-layangnya tampak sempurna. Mereka berpendapat  jika anak yang menghias layang-layang, maka hasilnya tidak akan maksimal dan butuh waktu yang lebih  lama.

Sementara kelompok orang tua lainnya yang memilih untuk membiarkan anaknya yang menghias,ketika ditanya kenapa mereka melakukan hal tersebut, mereka  menyatakan bahwa mereka ingin anaknya menikmati kegiatan menghias layangan, apa pun hasilnya.

Sebagai orang tua, yang mana yang jadi pilihan anda?  Anda mengambil kendali penuh atau memberikan anak kesempatan untuk melakukan sendiri?

Kalau kita kaitkan dengan rutinitas sehari-hari, misalnya saat anak makan, manakah yang anda pilih :  menyuapi anak supaya tidak tumpah  atau memberi kesempatan kepada nya untuk makan sendiri?
Banyak orang tua yang masih senang menyuapi anaknya bahkan sampai anak usia di atas 6 tahun, mereka melakukan dengan alasan sayang anak, ingin memastikan anaknya makan dengan baik dan ingin memastikan makanan tidak tumpah, sehingga rumah tidak berantakan.

Sementara jika membiarkan anak makan sendiri, anak berlatih menggunakan sendok garpu, mendapat kesempatan untuk merasa berhasil, mengekesplorasi makanannya dengan panca inderanya. Tentu saja, membiarkan balita makan sendiri juga berarti siap dengan keadaan tak sempurna, misalnya: anak terlalu sedikit menyendok makanannya, terlalu lama makannya atau malah makanan berantakan. 


Jika ditinjau perkembangan anak Balita, secara psikologis, bahkan mulai usia 2 tahun, anak  sedang belajar menghargai dirinya sendiri.  Penghargaan dirinya ia pelajari dengan menunjukkan kemauannya untuk menjelajahi dunia sekelilingnya dan mencoba segala sesuatu.  Oleh karena itu, orang tua yang memiliki anak usia 2 tahun seringkali kewalahan dengan tingkah laku si kecil yang tak bisa diam dan seringkali harus dicegah melakukan hal-hal yang berbahaya.

Cara yang lebih mudah mengasuh anak usia ini adalah mencegahnya melakukan banyak hal dengan sering mengatakan kata ‘jangan’.  Namun, hal ini bukan cara yang bijaksana karena jika sering dilarang, maka anak usia 2 tahun akan belajar untuk menjadi ragu-ragu dan malu untuk mencoba.  Jika hal ini terus menerus dipupuk maka anak akan gagal belajar menghargai dirinya dan menjadi anak yang peragu.

Sementara anak usia 3 – 5 tahun sedang belajar berinisiatif mencapai tujuan. Ia akan senang jika diberi kesempatan untuk melakukan berbagai hal baru dan ketika ia sudah menguasai ia butuh penghargaan, namun jika ia belum berhasil ia butuh dorongan untuk terus berusaha.  Jika anak mendapat kesempatan untuk mencoba dan diberi dukungan positif, maka anak akan menjadi percaya diri dan dapat tumbuh menjadi anak mandiri.  Sebaliknya jika tidak diberi kesempatan atau bahkan dipersalahkan ketika sedang mencoba, maka anak akan kehilangan kesempatan untuk belajar percaya diri dan  tumbuh menjadi anak yang minder.

Siapakah orang tua yang tidak ingin anaknya tumbuh mandiri?  Bukankah kemandirian sangat dibutuhkan anak kita untuk meraih kesuksesan di kemudian hari? Siapakah orang tua yang tidak bangga punya anak yang sukses?

Apakah kita bisa menyiapkan anak untuk mandiri perlu  menunggu saat  mereka menginjak usia dewasa? tentu tidak, karena  anak sebenarnya perlu dibantu untuk menjadi mandiri secara alami dan bertahap. dengan demikian, ketika menginjak dewasa mereka bisa mandiri tanpa merasa tertekan.

Jadi, apakah anda masih memilih untuk menyuapi anak balita anda ?