Senin, 06 Februari 2012

Kecerdasan dan Gaya Belajar Anak Berbeda-beda.


“Kok susah banget ya membuat anakku paham itung-itungan sesimpel ini?” keluh seorang ibu tentang anaknya.
“Anakku mah nggak sepinter anak ibu itu, dia nggak pernah dapet ranking di sekolahnya.” ungkap seorang teman.
Pernahkah anda mendengar ungkapan-ungkapan di atas? Atau anda mengalami hal yang serupa?  Ungkapan-ungkapan di atas , walau dinyatakan dalam bentuk negatif, mengandung esensi perhatian orang tua pada kemampuan anaknya.
Jika anak lambat paham atau anak tidak pernah juara kelas, apakah berarti anak kita termasuk dalam kategori tidak pandai?  Sehingga sebagai orang tua kita dapat berkecil hati karena merasa kurang beruntung memiliki anak yang tidak dapat kita banggakan?  Selain bahwa setiap anak pantas mendapat kasih sayang tanpa syarat dari orang tua (walau dia “tidak pintar”), para orang tua tidak perlu buru-buru untuk berkesimpulan negatif terhadap kondisi anaknya.
Kecerdasan anak tidak bisa dilihat hanya satu faktor saja, misalnya jika ia kesulitan berhitung, bukan berarti ia tidak cerdas, ia hanya butuh dibimbing dengan cara yang lebih sesuai dengan gaya belajarnya.  Hal ini telah dinyatakan oleh Howard Gardner dalam bukunya Frames of Mind (1983), semua orang memiliki kecerdasan individual dan gaya belajar sendiri.  Gardner membagi kecerdasan dan gaya belajar manusia menjadi 8 (delapan), yaitu :

1.     Linguistic – sensitif pada arti atau urutan kata
2.     Logical-mathematical – kemampuan untuk menganalisa dan mengenali pola dan urutan.
3. Bodily-kinesthetic – kemampuan untuk menggerakkan tubuh dengan luwes dan melakukan aktivitas dengan terampil.
4.     Musical – sensitif pada nada, melodi dan irama musik.
5.     Spatial – kemampuan untuk mempersepsi dunia secara akurat
6.  Naturalist – kemampuan untuk mengenali dan mengklasfikasikan berbagai makhluk hidup di alam semesta.
7.     Interpersonal – mudah memahami orang dan membina hubungan dengan oran g lain.
8.     Intrapersonal – mampu mengontrol perasaan dan moodnya.

Umumnya anak-anak memiliki lebih dari satu kecerdasan dan gaya belajar tersebut, jadi tidak hanya satu macam saja. 

Lalu bagaimana kita dapat mengetahui kecerdasan dan gaya belajar anak kita?

Kenali anak anda dengan melakukan pengamatan harian, beberapa anak sudah menunjukkan preferensinya sejak bayi, namun  secara umum menurut Thomas R. Hoerr PhD dalam artikelnya yang berjudul How is your child smart? anak menunjukkan preferensinya sejak usia dua tahun. 



Bagaimana kita mengamatinya?  Thomas R Hoerr PhD menyatakan :

·      Jika anda amati anak anda menggunakan kata-kata yang kaya variasi, dia sangat suka bercerita, suka tebak kata, suka bercanda dan suka aktivitas yang berkaitan dengan kata-kata, maka ia cerdas linguistic.

·   Jika anak anda suka beraktivitas dengan angka, memiliki keingintahuan yang besar akan bagaimana sebuah benda (misalnya mainannya) dapat beroperasi, dan senang menanyakan segala sesuatu, maka ia cerdas logical mathematic.

·      Jika anak anda sangat menikmati olah raga dan sangat mencintai aktivitas fisik, maka anak anda cerdas bodily kinesthetic.

·     Jika anak anda suka mendengarkan musik, bermain musik, bernyanyi, bergerak mengikuti irama musik, atau menciptakan irama lagu, anak anda cerdas musical.

·      Jika anak anda menikmati bermain puzzle, mazes, menyusun balok-balok, membongkar dan memasang bagian sebuah benda, maka anak anda cerdas spatial.

·   Jika anak anda senang melakukan aktivitas di alam, mengamati tanaman, mengkoleksi batu-batuan, menangkap serangga, sangat menikmati akvitas di alam, anak anda cerdas naturalist.

·       Jika anak anda punya banyak teman, mudah bergaul dan cenderung menjadi team player, maka anak anda cerdas interpersonal.

·    Jika anak anda lebih nyaman melakukan aktivitas sendiri dan ketika bersama-sama teman-temannya lebih senang menjadi pengamat dan pendengar, maka anak anda cerdas intrapersonal.

Apa manfaat anda mengetahui tipe kecerdasan dan gaya belajar anak anda?
·     Orang tua terhindar dari frustasi ketika membantu anak belajar.  Ketika orang tua menyesuaikan cara yang ia gunakan dengan gaya belajar anak, maka anak akan paham dengan lebih mudah dan nyaman baginya.
·      Orang tua dapat membantu anak untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan bagi anak, sehingga anak dapat berkembang secara lebih seimbang dan tidak stress. 

Berbagai contoh pemanfaatan multiple intelligence dalam kegiatan belajar anak :
·      Bagaimana membantu anak yang cerdas linguistic untuk belajar menghitung?
Ajak ia untuk membaca buku yang mengharuskan karakter menghitung benda, lalu minta ia menceritakan kembali apa yang dibacanya.
·      Bagaimana membantu anak yang cerdas logical mathematic untuk belajar makhluk hidup?
Minta ia menggolong-golongkan hewan-hewan berdasar kemiripan ciri.
·      Bagaimana membantu anak yang cerdas bodily kinesthetic untuk belajar konsep panjang dan pendek?
Minta ia melempar berbagai jenis benda dan minta ia mengukur jarak lemparnya.
·      Bagaimana mengajarkan matematika pada anak yang cerdas musical?
Gunakan lagu-lagu yang ada kaitannya dengan matematika.
·      Bagaimana mengajarkan alfabet pada anak yang cerdas spatial?
Gunakan balok bergambar alfabet, atau minta ia menyusun puzzle bergambar alfabet.
·      Bagaimana mengajarkan konsep warna pada anak yang cerdas naturalist?
Jelaskan konsep tersebut dengan menunjukkan contohnya di alam, misalnya warna bunga-bungaan atau warna pelangi.
·      Bagaimana mengajarkan konsep pembagian angka pada anak yang cerdas interpersonal?
Beri contoh dengan melibatkan kegemarannya berteman, misalnya jika kau punya sepotong kue, sedangkan temanmu ada 3, bagaimana caranya agar semua mendapat potongan kue yang sama besar?
·      Bagaimana mengajarkan pelajaran science kepada anak yang cerdas intrapersonal?
Beri kesempatan pada anak untuk merasakan dan mengeksplor topik yang akan dipelajari, lalu beri kesempatan padanya untuk menjelaskan pengalaman dan perasaannya tentang topik tersebut dengan cara menuliskannya atau menggambarkannya di sebuah kertas.

Jangan lupa bahwa seorang anak, biasanya memiliki lebih dari satu kecerdasan dan gaya belajar. Hal ini tentunya membuka peluang bagi kita, orang tua dan pendidiknya untuk memvariasikan cara pembelajaran yang kita gunakan dan tidak hanya menyerah pada satu cara saja.
Oleh : Widiana
Daftar Pustaka


Gardner, H. (2006). Multiple Intelligence. USA: Basic Books.
Hoerr, T. R. (2012). Parents. Retrieved 2 6, 2012, from Scholastic.com: www.scholastic.com/resources/article/how-is-your-child-smart/

1 komentar:

  1. Bagus dan bermanfaat infonya.
    Sangat disayangkan, sekarang daerah perumahan kekurangan daerah penghijauan atau taman, sehingga anak tidak bisa leluasa untuk mencoba mengeksplorasi alam sekitarnya.

    BalasHapus